menawarkan jasa untuk meminjamkan peralatan membetulkan mobil. Ia juga memberi sebuah busi.
Letak kerusakan mobil itu memang pada salah busi yang ngadat. Si tuan
rumah menawarkan untuk memasangkan busi. Sementara saya, didatangi
seorang pembantu dan dikasih air. Sampai di sini supir taksi dan saya
belum curiga. Cuma yang saya ingat rumah itu terang dan terlihat ramai.
Bahkan terdengar orang main basket. Ada juga suara piano. Si tuan rumah
dan pembantunya sangat ramah sekali.
Setelah selesai diperbaiki, kami jalan. Sesampai di lampu merah depan Mall Pondok Indah kami dihentikan oleh polisi yang mengendarai motor. Semula dikira si supir melanggar rambu rambu lalu lintas. Tapi si polisi cuma ingin bertanya “ketika taksinya itu mogok, apakah ada seorang bapak keluar”. Pungkasnya. Si sopir menjawab “Ya, pak!”. Si polisi memperingati agar hati hati lewat situ. Karena yang menghampiri mereka bukanlah manusia tapi hantu penghuni rumah itu.
Entah kenapa, setelah distop polisi, taksi itu tidak mau nyala lagi. Si supir ingat, bukankah tadi si tuan rumah memasangkan busi. Jangan-jangan. Dan benar saja busi itu berubah menjadi kayu yang wangi. Saya langsung ganti taksi. Sepulangnya saya langsung muntah muntah. Sekujur tubuh saya panas dingin, mata saya melotot terus. Muka saya pucat pasi.
Setelah dipanggil ustad, saya mulai sadar. Dan akhirnya bercerita. Air yang saya minum keluar begitu saja. Warna air itu yang tadinya putih, menjadi merah kayak darah. Sangat menakutkan.
Mungkin kawan-kawan udah pada tahu cerita ini. Tapi waktu saya ingin tidur ada perasaan takut. Tapi saya sadar gak pernah ada orang meninggal yang gentayangan. Semua itu kelakuan setan untuk menakut-nakutkan orang, supaya imannya luntur. Tapi tetap saja seram.
Konon, dirumah itu pernah tinggal sebuah keluarga. Suatu hari mereka beserta pembantunya di bantai oleh sekawanan perampok. Semuanya mati. Ada yang bilang motifnya persaingan bisnis. Perampokan itu hanya kedok. Setelah beberapa hari kejadian itu. Mulai banyak kejadian aneh di rumah itu, kini rumah itu semakin angker.
Kata cerita orang, banyak supir taksi yang lewat situ diganggu. Ada juga yang cerita, menjelang subuh atau habis mahgrib suka terlihat anak kecil main basket di lapangan parkir. Rumah itu kini ditumbuhi alang alang, pokoknya gak terawat. Itu kalau siang hari. Kalau malam hari, rumah itu jadi bagus kelihatannya.
Katanya rumah itu dijual seharga 150 juta, tapi gak laku-laku. Bayangkan rumah di Pondok Indah di jual dengan harga semurah itu.
Setelah selesai diperbaiki, kami jalan. Sesampai di lampu merah depan Mall Pondok Indah kami dihentikan oleh polisi yang mengendarai motor. Semula dikira si supir melanggar rambu rambu lalu lintas. Tapi si polisi cuma ingin bertanya “ketika taksinya itu mogok, apakah ada seorang bapak keluar”. Pungkasnya. Si sopir menjawab “Ya, pak!”. Si polisi memperingati agar hati hati lewat situ. Karena yang menghampiri mereka bukanlah manusia tapi hantu penghuni rumah itu.
Entah kenapa, setelah distop polisi, taksi itu tidak mau nyala lagi. Si supir ingat, bukankah tadi si tuan rumah memasangkan busi. Jangan-jangan. Dan benar saja busi itu berubah menjadi kayu yang wangi. Saya langsung ganti taksi. Sepulangnya saya langsung muntah muntah. Sekujur tubuh saya panas dingin, mata saya melotot terus. Muka saya pucat pasi.
Setelah dipanggil ustad, saya mulai sadar. Dan akhirnya bercerita. Air yang saya minum keluar begitu saja. Warna air itu yang tadinya putih, menjadi merah kayak darah. Sangat menakutkan.
Mungkin kawan-kawan udah pada tahu cerita ini. Tapi waktu saya ingin tidur ada perasaan takut. Tapi saya sadar gak pernah ada orang meninggal yang gentayangan. Semua itu kelakuan setan untuk menakut-nakutkan orang, supaya imannya luntur. Tapi tetap saja seram.
Konon, dirumah itu pernah tinggal sebuah keluarga. Suatu hari mereka beserta pembantunya di bantai oleh sekawanan perampok. Semuanya mati. Ada yang bilang motifnya persaingan bisnis. Perampokan itu hanya kedok. Setelah beberapa hari kejadian itu. Mulai banyak kejadian aneh di rumah itu, kini rumah itu semakin angker.
Kata cerita orang, banyak supir taksi yang lewat situ diganggu. Ada juga yang cerita, menjelang subuh atau habis mahgrib suka terlihat anak kecil main basket di lapangan parkir. Rumah itu kini ditumbuhi alang alang, pokoknya gak terawat. Itu kalau siang hari. Kalau malam hari, rumah itu jadi bagus kelihatannya.
Katanya rumah itu dijual seharga 150 juta, tapi gak laku-laku. Bayangkan rumah di Pondok Indah di jual dengan harga semurah itu.